Qalbu Mengeras karena Jauh dari Allah

بسم الله الر حمن الر حيم

Qalbu Mengeras karena Jauh dari Allah

(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc)

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فَوَيلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْ بُهُمْ مِّنْ ذِكْرِاللهِ، أُولَئِكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ.

“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (az-Zumar: 22)

Tidaklah Allah Subhanahu wata’ala memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah Subhanahu wata’ala. An-Naar (neraka) diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras. Qalbu yang paling jauh dari Allah Subhanahu wata’ala adalah qalbu yang keras. Jika qalbu sudah keras, mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan.

Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan dengan nasihat. Barang siapa hendak menyucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah Subhanahu wata’ala dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.

Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah Subhanahu wata’ala, sesuai kadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.

Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya mereka sibukkan dengan mengingat Allah Subhanahu wata’ala dan negeri akhirat, tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang tampak ini. Ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan berzikir dan disirami dengan berpikir serta dibersihkan dari kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.

Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya. Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, tidak akan muncul hikmah dari lisannya.

Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman. Sedangkan makmurnya qalbu adalah karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala dan zikir. Maka jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya, jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Allah Subhanahu wata’ala adalah angin semilir yang menerpa qalbu. Membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia. Siapa pun yang menempatkan qalbunya di sisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tenteram. Siapa pun yang melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.

Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah  Subhanahu wata’ala tidaklah akan masuk ke dalam qalbu yang mencintai dunia, melainkan seperti masuknya unta ke lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil).

Jika Allah Subhanahu wata’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah Subhanahu wata’ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya. Allah Subhanahu wata’ala juga akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala. Lisannya senantiasa basah dengan berzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya.

Qalbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah takwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah Subhanahu wata’ala, cinta, tawakal, bertaubat, dan berkhidmat untuk-Nya. (diterjemahkan dan diringkas dari kitab al-Fawa’id karya Ibnul Qayyim t hlm. 111—112)

Sumber : Majalah Asy Syariah Edisi 001 | www.asysyariah.com dengan sedikit perubahan.

Baca juga artikel lain di blog ini :

Tinggalkan komentar