Safar Penuh Berkah

بسم الله الر حمن الر حيم

Safar Penuh Berkah

Manusia tidak bisa lepas dengan perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain. Bisa jadi perpindahan yang dilakukan tersebut berjarak jauh. Perpindahan tempat dengan jarak tertentu dalam hokum Islam disebut sebagai safar. Mengenai safar, dalam Islam telah ada ketentuan-ketentuan yang semestinya dilakukan oleh seorang muslim, lalu apa saja ketentuan tersebut? Mari kita simak sekelumit bahasan berikut ini :

1. Niat

Dalam bepergian, seorang pasti memiliki niatan tertentu. Safar yang baik tentu sesuai dengan niatannya. Safar dengan niatan yang baik tentu kita harapkan kebaikan pula pada safar tersebut, sebagaimana dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, “Sesungguhnya semua amal tergantung dengan niatnya.” [HR. Al Bukhari dan Muslim]

Baca lebih lanjut

Adab Menuju Masjid

بسم الله الر حمن الر حيم

Adab Menuju Masjid

Para pembaca yang budiman, berjalan menuju masjid dengan tujuan beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dan mendekatkan diri kepada-Nya merupakan amalan yang mulia. Seseorang yang berjalan menuju masjid di antara mereka ada yang bertujuan untuk menghadiri majelis ta’lim, membaca Al-Qur`an, atau untuk melaksanakan shalat. Pada kajian kali ini kami akan menyebutkan tentang adab berjalan menuju masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Berjalan menuju masjid dengan tujuan melaksanakan shalat berjamaah memiliki keutamaan yang banyak, di antaranya:

Langkah Kaki Mereka Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat

Di antara keutamaan yang dijanjikan bagi orang yang berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah adalah tidaklah mereka melangkahkan kakinya kecuali sebagai penghapus dosa dan satu langkah yang lainya sebagai pengangkat derajat. Keutamaan ini hanya didapatkan oleh mereka yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci dan tidaklah dia keluar kecuali untuk shalat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu:

Baca lebih lanjut

Adab Ketika Hendak Tidur [bag. 2]

Para pembaca rahimakumullah, edisi kali ini merupakan kelanjutan dari edisi sebelumnya tentang adab-adab ketika hendak tidur. Meskipun demikian, kami belum dapat menyebutkan secara keseluruhan adab-adab tersebut mengingat adanya keterbatasan tempat. Bagi pembaca yang ingin membahas dan mengkajinya secara lebih lengkap dapat merujuk pada buku doa-doa dan dzikir-dzikir yang bersumber dari Al-Qur´an dan Al-Hadits. Semoga pembahasan yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca.

Memisahkan anak ketika tidur

Di antara perkara-perkara yang penting untuk diperhatikan oleh para orang tua terkait dengan anak yang telah mendekati usia baligh adalah memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan, serta tidak membiarkan mereka tidur bersama di satu tempat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ   أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ.

Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka disebabkan meninggalkannya ketika telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkan mereka (antara laki-laki dan perempuan) di tempat tidur mereka. (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Baca lebih lanjut

Adab Ketika Hendak Tidur

Para pembaca yang budiman, sesungguhnya tidur menghabiskan sepertiga dari umur seseorang jika ia tidur dalam sehari semalam delapan jam. Jika dia mampu mengikuti tauladan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika tidur, maka sesungguhnya waktu yang panjang tersebut akan bernilai ibadah dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan balasan yang baik atas amalannya. Seorang yang pandai adalah seorang yang mampu menjadikan kebiasaannya bernilai ibadah.

Pada edisi kali ini akan dibahas tentang beberapa tauladan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang adab ketika hendak tidur.

1. Tidur di awal malam

Di antara tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidur di awal malam, berdasarkan hadits dari sahabat Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا.

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat isya dan berbincang-bincang setelahnya (setelah shalat Isya’).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Baca lebih lanjut

Hal-Hal yang Mesti Dihindari dalam Menuntut Ilmu

Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh seorang penuntut ilmu, karena perkara-perkara tersebut ibarat penyakit ganas yang menjangkiti seorang pasien. Jika tidak menghindarinya, maka ia akan binasa.

1.Hasad yaitu membenci apa yang Allah Subhanahu wata’ala karuniakan atas seorang hamba. Hampir tidak seorang pun yang lepas dari sifat ini. Jika sifat ini tertuju pada seseorang, diwajibkan atas manusia untuk tidak berbuat jahat kepadannya dengan perkataan atau perbuatan.

2. Berfatwa tanpa ilmu. Berfatwa adalah kedudukan agung. Oleh karenanya, tidak boleh sembarangan dilakukan kecuali oleh pribadi yang benar-benar pantas. Al Imam Ahmad rahimahullah berkata : “Sesungguhnya orang yang berfatwa kepada manusia, berarti telah membawa urusan yang besar. Semestinya orang yang berfatwa mengetahui pendapat-pendapat ulama yang terdahulu. Kalau tidak, jangan berfatwa. Barang siapaberbicara pada sesuatu yang dia tidak memiliki sandaran (dalil) atas hal tersebut, saya khawatir dia akan salah.”

Baca lebih lanjut